[REVIEW] Max Payne 3


Setelah pulang dari Sao Paulo, Brazil. dan udah puas ngobrak-ngabrik kampung" disana akhirnya akhirnya tiba saatnya buat gue menceritakan pengalaman bertualang bareng om Max Payne menjelajah kota São Paulo dalam Max Payne 3. 
Setelah 8 tahun nga ketemu sama Om Max, Sekarang doi udah tua yang suka mabok"an dan pake obat. 
Berhubung Max tidak lagi muda, kali ini dia sudah tidak sekeren dulu, malah kita akan melihat dia sebagai seorang "Fat Bald Dude With A Bad Temper". Namun hal ini tidak mengurangi jagonya Max dalam membantai para lawan dalam sebuah kisah panjang perjalanan Max sebagai bodyguard keluarga Brazil yang dikemas dalam nuansa noir, di mana Max sangat suka melakukan monolog.
 
 

































STORYLINE
Plot cerita dalam Max Payne 3 mengambil keadaan Max setelah 8 tahun kejadian dalam Max Payne 2. Dalam seri Max Payne kali ini, Max digambarka menjadi sesosok pria tua yang suka mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan. Pria tua yang malang ini berusaha melupakan kenangan pahit di masa lalu yang mengorbankan istri dan anak perempuannya. Kini Max sudah menjadi pensiunan polisi. Hari-harinya ia habiskan di tempat minum dan mulai memiliki masalah dengan keluarga mobster setempat di Hoboken, New Jersey, hingga suatu saat seseorang bernama Raul Passos yang mengaku kenal dengan Max saat di akademi kepolisian dulu, menawarkan pekerjaan pada Max untuk menjadi pengawal pribadi keluarga kaya di kota São Paulo, Brazil. Awalnya Max menolak, namun karena persoalan di tempat tinggalnya sekarang kian memburuk akhirnya Max mau tidak mau lebih memilih untuk menerima tawaran pekerjaan itu.




Dugaan Max ternyata salah besar. Pekerjaan dan tempat ia tinggal sekarang bukannya mampu membuatnya melupakan kisah pahit hidupnya, namun justru persoalan yang datang membuat ia mengalami kembali kejadian yang selama ini menjadi mimpi buruknya. Terlampau banyak masalah yang harus dihadapi pria yang sudah cukup berumur ini hingga membuatnya benar-benar kehilangan arah dan tidak dapat berpikir dengan jelas akan apa yang sedang menimpanya. Sebenarnya bahaya macam apa yang sedang dihadapi oleh Max? Apakah Max akan mampu keluar dari mimpi buruknya?

GAMEPLAY

 Seperti dugaan, mekanika gameplay tidak banyak berubah dari seri sebelumnya. Bisa dibilang gameplaynya mengalami polesan yang lebih bagus seperti gerakan yang makin luwes, ciri khas “Shootdodge” Max yang masih menjadi daya tarik serial Max Payne, dan adanya sistem berlindung yang memungkinkan Max untuk bertahan dari amukan peluru musuh sebelum Max keluar dari tempat berlindungnya dan menghabisi lawannya dengan “Bullet Time” dan “Shootdodge“. Tidak selamanya gameplay Max Payne 3 adalah “Run and Gun“. Ada saat-saat dimana Max lebih efektif menghabisi lawan-lawannya sambil berlindung ketimbang menyerang frontal secara membabi buta. Satu hal lagi yang perlu diingat, amunisimu akan sangat terbatas. Gunakanlah dengan bijaksana, meskipun menembakkan peluru ke tubuh orang lain bukanlah suatu hal yang bijaksana. Mungkin bagi kalian yang pernah memainkan Red Dead Redemption akan sangat familiar dengan kontrol gameplay Max Payne 3 ini. Lebih lucunya lagi, satu-satunya kemiripan tokoh Max dengan John Marston dari Read Dead Redemption adalah mereka berdua sama-sama “ngga bisa berenang”. Haha!


Selain mengikuti alur cerita dalam mode Single Playernya, selama permainan akan banyak item seperti potongan bagian “golden gun” dan barang-barang yang menjadi petunjuk yang dapat membantu kalian dalam memahami inti cerita pada Max Payne 3. Berbagai item yang dapat kalian kumpulkan nantinya akan membuka cheat yang ada dalam game ini.

GRAPHIC

 

 Dengan gameplay yang menarik, belum cukup jika belum didukung dengan polesan grafis yang cukup memukau. Jika dilihat dari karakter, sebenarnya hanya beberapa karakter utama saja yang digarap dengan detil mulai dari penampilan serta mimik wajah. Namun hal ini mampu ditutupi dengan desain lingkungan yang interaktif. Berterima-kasihlah pada Euphoria engine yang digunakan dalam Max Payne 3 yang mampu menampilkan gerakan animasi objek dengan luwes. Bagian tubuh musuh yang terkena terjangan peluru akan terpental dan berakibat fatal pada keseimbangan tubuh sehingga bidikan senjata pun akan kacau. Di samping itu atribut yang dipakai oleh musuh seperti kacamata, topi, dan helm sekalipun akan terlepas ketika tubuh mereka terpental dan terjatuh setelah menerima berondongan peluru dari senjata Max. Selain itu interaksi Max dengan lingkungan seperti saat menuruni atau menaiki tangga, dan ketika melompat lalu terbentur benda di sekelilingnya benar-benar digarap dengan baik oleh Rockstar. Sama halnya seperti ketika kalian melihat John Marston atau Nathan Drake berinteraksi dengan lingkungannya.

SOUND

 

Mulai dari efek suara baik itu desingan peluru, ledakan granat, desisan gas dari tabung atau pipa yang berlubang akibat terkena peluru, hingga alunan musik elektronik yang membuat Max ingin muntah, dan berbagai latar suara dan musik lainnya mampu mendukung setiap adegan dimana Max berada. Pengolahan audio yang paling menonjol dari game ini adalah ketika pertama kali kita disambut dengan tema musik khas ala Max dengan gesekan Violoncello atau yang biasa disebut cello, mampu membangkitkan kenangan buruk dari masa lalu Max yang kelam dan suram. Dijamin kalian akan ikut terbawa suasana dan ikut merasakan dukacita yang Max alami. Selain itu lagu ending dari game ini juga disajikan dengan timing yang tepat dan gue rasa memang pantas untuk menjadi sebuah lagu ending untuk Max Payne 3.


CONCLUSION


Pertama kali saya kaget dengan system requerement yang gila-gilaan dari game ini, seperti i7 3870x, Nvdia Gtx680, dan sebagainya.. Tetapi kenyataanya game ini cukup enteng di jalankan di RIG saya dengan setting di DX11 dan VeryHigh mendapat 60+ fps. Max Payne 3 menjadi salah satu game TPS yang wajib kalian miliki tahun ini. Alur cerita yang menegangkan, penuh twist, dan pastinya jauh dari dugaan kita, serta dengan gameplay yang seru dengan efek bullet time dan shootdodge ala Max Payne membuat gamer yang memainkan Max Payne 3 akan merasakan kembali getir perjuangan Max dalam menjalani hidup mencoba memperbaiki kesalahan yang dulu pernah ia lakukan. Tidak hanya itu, dengan tidak diterjemahkannya bahasa Portugis masyarakat São Paulo membuat kita ikut merasa terasingkan di negeri orang sebagaimana halnya Max. Namun satu hal yang pasti, banyak faktor alasan yang akan membuatmu memainkan Max Payne 3 berulang kali



Sumber : gamexeon.com

1 komentar: